Bahaya Konsumsi Gula yang Tidak Boleh Diabaikan

Hadi M Assegaf
0


Gula, dengan rasa manisnya yang menggoda, telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kenikmatan itu, konsumsi gula berlebihan juga membawa dampak negatif bagi kesehatan. Masalah ini semakin serius di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Banyak orang sering mengabaikan risiko yang ditimbulkan oleh konsumsi gula berlebihan. Meskipun memberikan rasa manis yang disukai, bahaya bagi kesehatan juga mengintai

"Ilustrasi: makanan dan minuman manis"


Seperti yang telah banyak disorot, konsumsi gula yang berlebihan membawa berbagai dampak buruk bagi kesehatan, mulai dari risiko obesitas, diabetes tipe 2, hingga penyakit jantung. Selain itu, gula juga menjadi penyebab utama kerusakan gigi dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Fakta ini diperkuat oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa asupan gula tinggi dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).


Berikut uraian mengapa gula berbahaya bagi kesehatan

 

Gula, terutama dalam bentuk gula tambahan, memiliki dampak yang merugikan pada kesehatan. Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk:

 

1. Peningkatan Risiko Obesitas: Gula tambahan sering kali ditemukan dalam makanan dan minuman olahan, yang tinggi kalori namun rendah nutrisi. Hal ini berkontribusi pada penumpukan lemak dalam tubuh, yang bisa menyebabkan obesitas.

 

2. Diabetes Tipe 2: Peningkatan konsumsi gula juga dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2. Gula yang berlebih dapat menyebabkan resistensi insulin, kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, yang akhirnya meningkatkan kadar gula darah.

 

3. Penyakit Jantung: Konsumsi gula yang tinggi dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, yang berkontribusi pada risiko penyakit jantung. Selain itu, gula juga bisa meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.

 

4. Kerusakan Gigi: Gula adalah sumber makanan bagi bakteri di mulut, yang bisa menyebabkan pembentukan asam yang merusak enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang.

Pentingnya Pengendalian Konsumsi Gula


Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan PP No. 28 Tahun 2024 untuk mengendalikan GGL pada pangan olahan, yang menetapkan batas gula, menerapkan cukai, meningkatkan pelabelan, dan membatasi iklan produk tinggi GGL. Ditekankan bahwa kebijakan ini harus diimplementasikan dengan sosialisasi luas dan penegakan hukum ketat.

 

Kementerian Kesehatan RI, dalam sebuah kutipan BBC News Indonesia yang dirilis pada 2 Agustus 2024, menegaskan pentingnya pengendalian konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL). Rekomendasi ini tidak hanya untuk mencegah obesitas, tetapi juga untuk mengurangi risiko penyakit kronis lainnya, termasuk diabetes dan penyakit jantung.


Pada kutipan yang sama, Mantan pasien gagal ginjal, Muhamad Riski Fahrezi, menekankan pentingnya sosialisasi mengenai bahaya makanan yang tinggi gula. Ia ingin informasi ini tersebar di sekolah-sekolah dan melalui media. Riski menyesali ketidaktahuannya tentang dampak konsumsi gula berlebihan sebelum menjalani transplantasi ginjal pada tahun 2023 lalu.


"Sosialisasi di berbagai tempat sangat penting. Saya tidak menyadari dampaknya hingga saya mengalami gagal ginjal," ujarnya. Sekarang, ia aktif meningkatkan kesadaran tentang bahaya konsumsi gula. Pengalaman Riski menunjukkan betapa pentingnya mengontrol asupan gula. Ia terbiasa minum kopi dan teh manis tanpa menyadari risikonya, hingga akhirnya harus melakukan cuci darah


Bahaya konsumsi gula yang berlebihan tidak boleh diabaikan. Dari risiko obesitas hingga penyakit jantung, dampaknya bisa sangat serius. Kisah Pak Budi menjadi pengingat bahwa kesehatan adalah aset yang paling berharga, dan menjaga pola makan sehat harus menjadi prioritas utama. Jangan sampai penyesalan datang terlambat. Mulailah mengurangi konsumsi gula sekarang, sebelum dampaknya menghancurkan kesehatan Anda.


Sumber:

  • Malik VS, Popkin BM, Bray GA, Després JP, Willett WC, Hu FB. Sugar-sweetened beverages and risk of metabolic syndrome and type 2 diabetes: a meta-analysis. Diabetes Care. 2010 Nov;33(11):2477-83. doi: 10.2337/dc10-1079. Epub 2010 Aug 6. PMID: 20693348; PMCID: PMC2963518.

  • Lustig RH, Schmidt LA, Brindis CD. Public health: The toxic truth about sugar. Nature. 2012 Feb 1;482(7383):27-9. doi: 10.1038/482027a. PMID: 22297952.

  • BBC News Indonesia, Konsumsi gula berlebihan, pasien cuci darah menyesal 'setiap hari minum kopi dan teh kemasan'

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)