Mengenal Organ Reproduksi Pria serta Peran Hormon yang Memengaruhinya

Hadi M Assegaf
0


e-Lifeku. Organ reproduksi pria merupakan bagian integral dari sistem reproduksi manusia. Fungsi organ-organ ini dikendalikan oleh sejumlah hormon yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan sistem reproduksi. Dalam kesempatan ini, kita akan menjelajahi organ reproduksi pria dan hormon-hormon yang memengaruhi fungsi dan kesehatannya

"Ilustrasi: Pria"

Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian, yakni organ internal dan organ eksternal, yang keduanya berperan dalam sistem reproduksi. Sejak lahir, pria memiliki organ reproduksi, tetapi kemampuan reproduksi baru dimulai setelah mencapai masa pubertas, biasanya pada kisaran usia 9 – 15 tahun. Selama proses reproduksi, diperlukan hormon tertentu untuk mendukung fungsi organ reproduksi pria. Fungsi utama organ reproduksi pria adalah menghasilkan air mani dan sperma, yang selanjutnya digunakan untuk membuahi sel telur dalam organ reproduksi wanita.


Bagian - Bagian Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria dapat dibedakan berdasarkan letaknya menjadi dua bagian utama, yaitu:


Organ Eksternal

Organ reproduksi pria bagian luar terdiri dari tiga organ, yakni:

1. Penis: 

Berfungsi sebagai saluran keluarnya urine dan sperma.

2. Skrotum (Kantong Zakar): 

Berperan sebagai sistem pengendalian suhu pada testis. Suhu yang tepat pada testis kritis untuk memastikan produksi sperma yang sehat.

3. Testis: 

Bertanggung jawab untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron, hormon utama pada pria.


Organ Internal

Organ reproduksi pria bagian dalam melibatkan beberapa organ, antara lain:


1. Epididimis: 

Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sel sperma yang dihasilkan oleh testis. Selain itu, mengangkut sperma yang belum matang menuju tabung vas deferens untuk pematangan.


2. Kelenjar Prostat: 

Memberikan kontribusi dengan menyediakan cairan tambahan untuk proses ejakulasi. Cairan prostat juga mendukung kesehatan sperma.


3. Kelenjar Bulbouretral: 

Berperan dalam menghasilkan cairan pelumas untuk uretra dan menetralisir keasaman yang mungkin ada akibat sisa urine.


4. Vesikula Seminalis: 

Menghasilkan cairan fruktosa yang memberikan sumber energi bagi sperma selama aktivitas.


5. Uretra: 

Saluran yang membawa baik urine maupun sperma ke luar tubuh.


6. Vas Deferens: 

Tabung yang mengangkut sperma matang menuju uretra sebagai persiapan untuk ejakulasi


Organ reproduksi tersebut memiliki peran penting dalam setiap tahap reproduksi, mulai dari pembuahan hingga kehamilan. Saat seorang pria terangsang secara seksual, makan terjadi lah ereksi, di mana penis membesar dan mengeras karena pembuluh darah yang melebar, sehingga memungkinkan aliran darah yang lebih banyak ke arah penis. Setelah terjadinya ereksi, maka sampailah ke tahap ejakulasi, dan penis melepaskan air mani yang mengandung sperma. Setiap ejakulasi menghasilkan sekitar 2,5–5 mililiter air mani, yang mengandung lebih dari 20 juta sperma per mililiter. Setelah ejakulasi, sperma bergerak menuju leher rahim untuk mencapai sel telur dan memulai proses pembuahan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kehamilan.


Hormon Reproduksi Pria

Hormon reproduksi pria sangat berperan dalam mengatur aktivitas sel dan organ didalam tubuh. Ini mencakup fungsi-fungsi seperti menjaga massa tulang, memproduksi sperma, dan merangsang dorongan seks. Ada empat hormon utama yang memainkan peran kunci dalam sistem reproduksi pria, yaitu testosteron, gonadotropin-releasing hormone, hormon perangsang folikel, dan luteinizing. Untuk informasi lebih lanjut mengenai keempat hormon tersebut, simak penjelasannya berikut.


1. Hormon Testosteron

Hormon Testosteron merupakan hormon yang diproduksi pada testis pria, hormon ini juga dihasilkan dalam jumlah yang lebih kecil oleh ovarium wanita. Hormon testosteron sering dikaitkan sebagai hormon dorongan seks dan memiliki peran penting dalam pembentukan sperma. Selain itu, testosteron berperan dalam pengaturan massa tulang, otot, penyimpanan lemak dalam tubuh pria, dan produksi sel darah merah. 

Hormon ini juga menjadi kunci dalam pertumbuhan dan perkembangan normal pria, termasuk perkembangan tubuh, pertumbuhan rambut wajah, dan pengembangan laring yang memengaruhi perubahan suara menjadi lebih berat pada pria.


2. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) 

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) diproduksi oleh sel-sel di hipotalamus. Hormon ini dilepaskan ke pembuluh darah kecil yang membawanya menuju kelenjar pituitari, organ kecil di bawah otak. GnRH merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan dua hormon penting, yaitu Hormon Luteinizing (LH) dan Hormon Perangsang Folikel (FSH), yang memiliki peran krusial dalam kesehatan reproduksi pria.

Kadar GnRH rendah pada masa anak-anak dan meningkat saat pubertas. Setelah testis berkembang sepenuhnya, produksi GnRH, LH, dan FSH akan dikendalikan oleh kadar testosteron. Pada pria, GnRH merangsang produksi LH dari kelenjar pituitari, dan LH kemudian bertindak pada sel reseptor di testis untuk memulai produksi sel sperma.


3. Hormon Perangsang Folikel (FSH)

Hormon Perangsang Folikel (FSH) diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Pada pria, FSH merangsang pertumbuhan testis dan membantu produksi protein yang penting untuk kesuburan. FSH membantu pembentukan dan pemeliharaan sel sperma normal sehingga dapat dilepaskan secara optimal. Kadar FSH yang tidak normal dapat menyulitkan pembentukan sperma normal dan berdampak pada kesuburan pria.


4. Hormon Luteinizing (LH)

Hormon Luteinizing (LH), seperti FSH, diproduksi oleh kelenjar pituitari. Hormon ini juga disebut gonadotropin karena mengontrol fungsi testis pada pria. Dr. Dyah Novita Anggraini menjelaskan bahwa LH berperan dalam membuat testosteron dengan merangsang sel Leydig di testis. Testosteron selanjutnya memicu pembuatan sperma dan membantu ciri-ciri khas pria seperti suara berat dan pertumbuhan rambut wajah.


Sumber:

Alodokter. (2021). Mengenal Organ Reproduksi Pria dan Hormon yang Memengaruhinya.

Klik dokter. (2021). Jenis dan Fungsi Hormon Reproduksi Pria.

Shlomo Melmed, Kenneth S. Polonsky, P. Reed Larsen, dan Henry M. Kronenberg” Williams Textbook of Endocrinology”

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)