e-Lifeku. Organ reproduksi pria merupakan bagian integral dari sistem reproduksi manusia. Fungsi organ-organ ini dikendalikan oleh sejumlah hormon yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan sistem reproduksi. Dalam kesempatan ini, kita akan menjelajahi organ reproduksi pria dan hormon-hormon yang memengaruhi fungsi dan kesehatannya
![]() |
| "Ilustrasi: Pria" |
Organ Reproduksi Pria
Organ
reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian, yakni organ internal dan organ
eksternal, yang keduanya berperan dalam sistem reproduksi. Sejak lahir, pria
memiliki organ reproduksi, tetapi kemampuan reproduksi baru dimulai setelah
mencapai masa pubertas, biasanya pada kisaran usia 9 – 15 tahun. Selama proses
reproduksi, diperlukan hormon tertentu untuk mendukung fungsi organ reproduksi
pria. Fungsi utama organ reproduksi pria adalah menghasilkan air mani dan
sperma, yang selanjutnya digunakan untuk membuahi sel telur dalam organ
reproduksi wanita.
Bagian - Bagian Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria dapat dibedakan berdasarkan letaknya menjadi dua bagian utama, yaitu:
Organ Eksternal
1. Penis:
Berfungsi sebagai saluran keluarnya urine dan sperma.
2. Skrotum (Kantong Zakar):
Berperan sebagai sistem pengendalian suhu pada testis. Suhu yang tepat pada testis kritis untuk memastikan produksi sperma yang sehat.
3. Testis:
Bertanggung jawab untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron, hormon utama pada pria.
Organ Internal
Organ reproduksi pria bagian dalam melibatkan beberapa organ, antara lain:
1. Epididimis:
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sel sperma yang dihasilkan oleh
testis. Selain itu, mengangkut sperma yang belum matang menuju tabung vas
deferens untuk pematangan.
2. Kelenjar Prostat:
Memberikan kontribusi dengan menyediakan cairan tambahan untuk proses
ejakulasi. Cairan prostat juga mendukung kesehatan sperma.
3. Kelenjar Bulbouretral:
Berperan dalam menghasilkan cairan pelumas untuk uretra dan
menetralisir keasaman yang mungkin ada akibat sisa urine.
4. Vesikula Seminalis:
Menghasilkan cairan fruktosa yang memberikan sumber energi bagi
sperma selama aktivitas.
5. Uretra:
Saluran yang membawa baik urine maupun sperma ke luar tubuh.
6. Vas Deferens:
Tabung yang mengangkut sperma matang menuju uretra sebagai persiapan untuk ejakulasi
Hormon Reproduksi Pria
Hormon
reproduksi pria sangat berperan dalam mengatur aktivitas sel dan organ didalam
tubuh. Ini mencakup fungsi-fungsi seperti menjaga massa tulang, memproduksi
sperma, dan merangsang dorongan seks. Ada empat hormon utama yang memainkan
peran kunci dalam sistem reproduksi pria, yaitu testosteron,
gonadotropin-releasing hormone, hormon perangsang folikel, dan luteinizing.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai keempat hormon tersebut, simak
penjelasannya berikut.
1. Hormon Testosteron
Hormon Testosteron merupakan hormon yang diproduksi pada testis pria, hormon ini juga dihasilkan dalam jumlah yang lebih kecil oleh ovarium wanita. Hormon testosteron sering dikaitkan sebagai hormon dorongan seks dan memiliki peran penting dalam pembentukan sperma. Selain itu, testosteron berperan dalam pengaturan massa tulang, otot, penyimpanan lemak dalam tubuh pria, dan produksi sel darah merah.
Hormon ini juga menjadi kunci dalam pertumbuhan dan perkembangan normal pria, termasuk perkembangan tubuh, pertumbuhan rambut wajah, dan pengembangan laring yang memengaruhi perubahan suara menjadi lebih berat pada pria.
2. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
Gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) diproduksi oleh sel-sel di hipotalamus. Hormon ini dilepaskan ke
pembuluh darah kecil yang membawanya menuju kelenjar pituitari, organ kecil di
bawah otak. GnRH merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan dua hormon
penting, yaitu Hormon Luteinizing (LH) dan Hormon Perangsang Folikel (FSH),
yang memiliki peran krusial dalam kesehatan reproduksi pria.
Kadar GnRH
rendah pada masa anak-anak dan meningkat saat pubertas. Setelah testis berkembang
sepenuhnya, produksi GnRH, LH, dan FSH akan dikendalikan oleh kadar
testosteron. Pada pria, GnRH merangsang produksi LH dari kelenjar pituitari,
dan LH kemudian bertindak pada sel reseptor di testis untuk memulai produksi
sel sperma.
3. Hormon Perangsang Folikel (FSH)
Hormon Perangsang Folikel (FSH) diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Pada pria, FSH merangsang pertumbuhan testis dan membantu produksi protein yang penting untuk kesuburan. FSH membantu pembentukan dan pemeliharaan sel sperma normal sehingga dapat dilepaskan secara optimal. Kadar FSH yang tidak normal dapat menyulitkan pembentukan sperma normal dan berdampak pada kesuburan pria.
4. Hormon Luteinizing (LH)
Hormon
Luteinizing (LH), seperti FSH, diproduksi oleh kelenjar pituitari. Hormon ini
juga disebut gonadotropin karena mengontrol fungsi testis pada pria. Dr. Dyah
Novita Anggraini menjelaskan bahwa LH berperan dalam membuat testosteron dengan
merangsang sel Leydig di testis. Testosteron selanjutnya memicu pembuatan
sperma dan membantu ciri-ciri khas pria seperti suara berat dan pertumbuhan rambut
wajah.
Sumber:
Alodokter. (2021). Mengenal Organ Reproduksi Pria
dan Hormon yang Memengaruhinya.
Klik dokter. (2021). Jenis dan Fungsi Hormon
Reproduksi Pria.
Shlomo Melmed, Kenneth S. Polonsky, P. Reed Larsen, dan Henry M. Kronenberg” Williams Textbook of Endocrinology”

.png)