e-Lifeku- Burnout bukanlah sekadar istilah yang terdengar trendy saat ini, burnout merupakan fakta yang sangat serius dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di era tekanan hidup yang modern. Kondisi burnout mungkin terasa sulit untuk dijelaskan secara medis, namun sangat penting untuk dipahami. Menurut definisi kamus psikologi dari American Psychological Association (APA), yang di kutip dari laman halodoc, burnout mencakup dari kelelahan fisik, emosional, atau mental, yang dapat menyertai penurunan motivasi, kinerja, dan sikap negatif terhadap diri sendiri maupun orang lain.
"Ilustrasi: Burnout" |
Apa itu Burnout?
Burnout bukanlah
sekadar akibat dari tekanan sehari-hari; ini adalah konsekuensi dari paparan
stres kronis yang berkepanjangan, terutama di lingkungan kerja. Dampaknya bisa
sangat merugikan, mencakup kelelahan emosional dan fisik yang signifikan, yang
pada gilirannya dapat menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Sebagai
suatu kondisi yang berkaitan erat dengan lingkungan kerja, burnout dapat
memengaruhi produktivitas, hubungan interpersonal, dan bahkan kesejahteraan
secara keseluruhan. Dengan memahami asal-usulnya, kita dapat lebih efektif
dalam mengelola stres dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan
untuk menjaga keseimbangan hidup.
Gejala Burnout:
1. Kelelahan yang Berlebihan: Bahkan setelah tidur yang cukup, tetap saja merasa lelah dan kehabisan energi.
2. Kurangnya Motivasi: Semangat dan minat terhadap pekerjaan atau kegiatan yang biasanya dinikmati menurun drastis.
3. Peningkatan Sensitivitas: Mudah tersinggung, cemas, atau depresif.
4. Penurunan Produktivitas: Kesulitan berkonsentrasi, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas.
5. Perubahan Pola Tidur: Gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur berlebihan.
Strategi
Mengatasi dan Mencegah Burnout:
1. Pahami
Batasan:
Mengenali batasan fisik
dan mental yang dimiliki berarti menyadari sejauh mana kita dapat
menanggung tekanan dan pekerjaan tanpa mengorbankan kesehatan dan keseimbangan
hidup. Selain itu, belajar untuk mengatakan 'tidak' ketika perlu adalah upaya
untuk menjaga diri dari beban yang berlebihan.
2. Ambil
Istirahat yang Cukup:
Ini mengacu pada pentingnya memberikan
waktu istirahat yang memadai untuk pemulihan tubuh dan pikiran. Tidur
berkualitas diutamakan sebagai cara efektif untuk mengembalikan energi dan
memperkuat kembali kesehatan mental.
3. Berolahraga
Secara Teratur:
Berolahraga secara teratur tidak hanya
memberikan manfaat fisik tetapi juga membantu mengurangi tingkat stres dan
meningkatkan suasana hati. Jadwal latihan rutin merupakan investasi untuk
kesehatan mental yang optimal.
4. Atur
Prioritas:
Fokus pada tugas-tugas yang paling penting
dan gunakan manajemen waktu untuk meningkatkan efisiensi. Hal ini bertujuan
agar Anda dapat menghindari kelelahan yang disebabkan oleh tugas-tugas yang
tidak perlu atau tidak mendesak.
5. Berkomunikasi
dengan Atasan:
Membuka komunikasi
dengan atasan terkait beban kerja yang terlalu berat. Dengan berbicara terbuka,
diharapkan dapat ditemukan solusi bersama untuk mengurangi tekanan dan
menciptakan lingkungan kerja yang seimbang.
6. Cari
Dukungan:
Mengacu pada pentingnya berbicara dengan orang-orang di sekitar, seperti teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Dukungan sosial dapat membantu mengurangi rasa isolasi dan memberikan perspektif baru terhadap situasi yang dihadapi.
Sumber:
American
Psychological Association. (2020). "Stress in AmericaTM 2020: A National
Mental Health Crisis."
Halodoc. (2022). "Ini 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana Mengatasinya"
World Health Organization. (2019). "Burn-out an "occupational phenomenon": International Classification of Diseases."
Mayo Clinic.
(2020). "Job burnout: How to spot it and take action."