Tantangan Emosional Lansia: Mengatasi Depresi di Masa Tua

Hadi M Assegaf
0

e-Lifeku- Kehidupan bagi seorang lansia adalah perjalanan panjang yang penuh dengan lika-liku, dimana didalamnya terdapat pengalaman kehidupan yang tidak jauh dari kejatuhan dan kemenangan, kesedihan dan kebahagiaan. Pengalaman hidup ini yang membentuk fondasi kekuatan bagi mereka di masa tua. Meskipun memiliki kekuatan batin yang luar biasa, bukan berarti mereka kebal terhadap masalah kesehatan mental, terutama depresi. Salah satu permasalahan yang sering kali dikesampingkan, Masalah ini seringkali dipandang sebagai hal yang tabu, bahkan dianggap sebagai "bagian dari penuaan,"dimana seharusnya kita mengetahui bahwa depresi pada lansia memerlukan perhatian khusus.

"Lansia"

Menurut data kesehatan oleh National Association of Chronic Disease Directors yang di kutip pada laman web kesehatan Halodoc menunjukkan bahwa banyak lansia yang menghadapi tantangan depresi akibat perubahan situasi dibandingkan masa muda mereka. Proses penuaan tidak hanya memperlambat metabolisme dan kekuatan fisik, tetapi juga mengubah dinamika aktivitas sehari-hari. Aktivitas yang pernah menjadi kegemaran mungkin tidak lagi nyaman dilakukan ketika usia sudah mencapai tahap senior.

 

Dalam menghadapi perubahan ini, sangat penting untuk memahami dan mengatasi depresi pada lansia. Artikel ini akan membahas aspek-aspek kesehatan mental pada tahap tua dan memberikan wawasan tentang bagaimana menjaga kesejahteraan emosional para lansia.


Mengungkap Penyebab Depresi pada Lansia: Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan


Depresi pada lansia melampaui sekadar suasana hati yang kurang baik. Saat usia bertambah, perubahan-perubahan signifikan dalam kehidupan dapat meningkatkan risiko depresi. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada kondisi depresi pada lansia:

 

1. Masalah Kesehatan yang Kompleks

Penyakit serius, kecacatan, serta sakit kronis dapat menjadi pemicu depresi pada lansia. Baik penurunan kognitif maupun kerusakan fisik akibat pembedahan atau penyakit sering kali membawa beban emosional yang signifikan.

 

2. Kesepian dan Isolasi Sosial

Lansia yang hidup sendirian atau menghadapi penurunan dalam lingkaran sosial mereka mungkin merasa terisolasi. Kematian teman atau keluarga, serta perubahan tempat tinggal yang mengakibatkan kecilnya lingkaran sosial, dapat menjadi faktor pemicu depresi.

 

3. Pertanyaan tentang Tujuan Hidup

Masa pensiun dapat membawa perubahan besar dalam identitas, status, dan kepercayaan diri. Keterbatasan fisik juga dapat mempengaruhi aktivitas yang dahulu dinikmati, memunculkan pertanyaan tentang tujuan hidup, yang jika tidak diatasi dengan baik, dapat meningkatkan risiko depresi.

 

4. Ketakutan akan Masa Depan

Ketakutan terhadap kematian, kecemasan finansial, atau ketidakpastian terkait masalah kesehatan dapat menjadi pemicu depresi pada lansia. Mereka mungkin merasa cemas menghadapi masa depan yang tidak pasti.

 

5. Kehilangan Orang yang Dicintai

Kematian anggota keluarga, teman, atau bahkan kehilangan hewan peliharaan dapat menciptakan kekosongan emosional yang signifikan. Kehilangan pasangan hidup juga dapat menjadi pemicu umum depresi pada generasi yang lebih tua.


Mengatasi Depresi pada Lansia: Tips dan Strategi yang Efektif


1. Membangun Koneksi dan Terhubung dengan Dunia


a. Tetap Terhubung Sosial

Meskipun ada kecenderungan untuk mengisolasi diri, berusaha untuk tetap terhubung dengan orang lain dapat membantu mengatasi depresi. Entah itu melalui pertemuan langsung atau komunikasi jarak jauh, menjaga koneksi sosial sangat penting.

 

b. Memelihara Hewan Peliharaan

Keberadaan hewan peliharaan dapat menjadi teman yang baik bagi lansia. Mereka tidak hanya menyediakan kegiatan fisik tetapi juga membuka peluang untuk berinteraksi dengan orang lain, terutama bagi pecinta hewan.

 

2. Menemukan Makna dan Tujuan Hidup

Fokus pada aktivitas yang masih bisa dilakukan dan menemukan makna baru dalam hidup adalah langkah positif untuk mengatasi depresi. Ini bisa melibatkan hobi baru, kegiatan sukarela, atau eksplorasi minat yang mungkin belum terpenuhi.

 

3. Menjaga Kesehatan secara Holistik


a. Perjalanan dan Eksplorasi

Setelah pensiun, memiliki lebih banyak waktu luang dapat menjadi kesempatan untuk menjelajahi tempat-tempat yang selama ini diimpikan. Perjalanan dapat memberikan pengalaman baru dan memberikan kesan positif.

 

b. Kebiasaan Hidup Sehat

Perawatan diri adalah kunci untuk kesehatan mental yang baik. Melibatkan diri dalam rutinitas olahraga, pola makan sehat, dan tidur yang cukup dapat membantu menjaga suasana hati.

 

4. Mendekati Perawatan dengan Bijak

Depresi pada lansia memerlukan perhatian khusus, dan perawatan harus mencakup aspek-aspek yang unik pada fase ini.


Pencarian Bantuan Saat Diperlukan

Mengenali gejala depresi dan segera mencari bantuan adalah langkah penting. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental dapat membantu merancang rencana perawatan yang sesuai dengan tantangan hidup yang dihadapi lansia.

 

Meskipun depresi pada lansia dapat menjadi tantangan, langkah-langkah di atas dapat membantu mengatasi gejalanya. Dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, sosial, dan emosional, kita dapat membantu lansia menjalani hidup yang bermakna dan memenuhi, bahkan di usia seniornya.


Sumber:


American Psychological Association (APA):(https://www.apa.org/)


Halodoc : (https://www.Halodoc.com/)


National Institute on Aging (NIA): (https://www.nia.nih.gov/)


World Health Organization (WHO): (https://www.who.int/)

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)