e-Lifeku- Kehidupan bagi seorang lansia adalah perjalanan panjang yang penuh dengan lika-liku, dimana didalamnya terdapat pengalaman kehidupan yang tidak jauh dari kejatuhan dan kemenangan, kesedihan dan kebahagiaan. Pengalaman hidup ini yang membentuk fondasi kekuatan bagi mereka di masa tua. Meskipun memiliki kekuatan batin yang luar biasa, bukan berarti mereka kebal terhadap masalah kesehatan mental, terutama depresi. Salah satu permasalahan yang sering kali dikesampingkan, Masalah ini seringkali dipandang sebagai hal yang tabu, bahkan dianggap sebagai "bagian dari penuaan,"dimana seharusnya kita mengetahui bahwa depresi pada lansia memerlukan perhatian khusus.
"Lansia" |
Menurut data kesehatan
oleh National Association of Chronic Disease Directors yang di kutip pada laman
web kesehatan Halodoc menunjukkan bahwa banyak lansia yang menghadapi tantangan
depresi akibat perubahan situasi dibandingkan masa muda mereka. Proses penuaan
tidak hanya memperlambat metabolisme dan kekuatan fisik, tetapi juga mengubah
dinamika aktivitas sehari-hari. Aktivitas yang pernah menjadi kegemaran mungkin
tidak lagi nyaman dilakukan ketika usia sudah mencapai tahap senior.
Dalam menghadapi
perubahan ini, sangat penting untuk memahami dan mengatasi depresi pada lansia.
Artikel ini akan membahas aspek-aspek kesehatan mental pada tahap tua dan
memberikan wawasan tentang bagaimana menjaga kesejahteraan emosional para
lansia.
Mengungkap
Penyebab Depresi pada Lansia: Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan
Depresi pada
lansia melampaui sekadar suasana hati yang kurang baik. Saat usia bertambah,
perubahan-perubahan signifikan dalam kehidupan dapat meningkatkan risiko
depresi. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada kondisi
depresi pada lansia:
1. Masalah
Kesehatan yang Kompleks
Penyakit serius, kecacatan, serta sakit
kronis dapat menjadi pemicu depresi pada lansia. Baik penurunan kognitif maupun
kerusakan fisik akibat pembedahan atau penyakit sering kali membawa beban
emosional yang signifikan.
2. Kesepian dan
Isolasi Sosial
Lansia yang hidup sendirian atau menghadapi
penurunan dalam lingkaran sosial mereka mungkin merasa terisolasi. Kematian teman
atau keluarga, serta perubahan tempat tinggal yang mengakibatkan kecilnya
lingkaran sosial, dapat menjadi faktor pemicu depresi.
3. Pertanyaan
tentang Tujuan Hidup
Masa pensiun dapat membawa perubahan besar
dalam identitas, status, dan kepercayaan diri. Keterbatasan fisik juga dapat
mempengaruhi aktivitas yang dahulu dinikmati, memunculkan pertanyaan tentang
tujuan hidup, yang jika tidak diatasi dengan baik, dapat meningkatkan risiko
depresi.
4. Ketakutan
akan Masa Depan
Ketakutan terhadap kematian, kecemasan
finansial, atau ketidakpastian terkait masalah kesehatan dapat menjadi pemicu
depresi pada lansia. Mereka mungkin merasa cemas menghadapi masa depan yang
tidak pasti.
5. Kehilangan
Orang yang Dicintai
Kematian anggota keluarga, teman, atau
bahkan kehilangan hewan peliharaan dapat menciptakan kekosongan emosional yang
signifikan. Kehilangan pasangan hidup juga dapat menjadi pemicu umum depresi
pada generasi yang lebih tua.
Mengatasi Depresi pada Lansia: Tips dan Strategi yang Efektif
1. Membangun Koneksi dan Terhubung dengan Dunia
a. Tetap Terhubung Sosial
Meskipun ada kecenderungan untuk mengisolasi
diri, berusaha untuk tetap terhubung dengan orang lain dapat membantu mengatasi
depresi. Entah itu melalui pertemuan langsung atau komunikasi jarak jauh,
menjaga koneksi sosial sangat penting.
b. Memelihara Hewan Peliharaan
Keberadaan hewan peliharaan dapat menjadi teman yang baik bagi lansia. Mereka tidak hanya menyediakan kegiatan fisik tetapi juga membuka peluang untuk berinteraksi dengan orang lain, terutama bagi pecinta hewan.
2. Menemukan Makna dan Tujuan Hidup
Fokus pada aktivitas yang masih bisa dilakukan dan menemukan makna baru dalam hidup adalah langkah positif untuk mengatasi depresi. Ini bisa melibatkan hobi baru, kegiatan sukarela, atau eksplorasi minat yang mungkin belum terpenuhi.
3. Menjaga Kesehatan secara Holistik
a. Perjalanan dan Eksplorasi
Setelah pensiun, memiliki lebih banyak waktu
luang dapat menjadi kesempatan untuk menjelajahi tempat-tempat yang selama ini
diimpikan. Perjalanan dapat memberikan pengalaman baru dan memberikan kesan
positif.
b. Kebiasaan
Hidup Sehat
Perawatan diri adalah kunci untuk kesehatan
mental yang baik. Melibatkan diri dalam rutinitas olahraga, pola makan sehat,
dan tidur yang cukup dapat membantu menjaga suasana hati.
4. Mendekati Perawatan dengan Bijak
Depresi pada lansia memerlukan perhatian khusus, dan perawatan harus mencakup aspek-aspek yang unik pada fase ini.
Pencarian Bantuan Saat Diperlukan
Mengenali gejala depresi dan segera mencari
bantuan adalah langkah penting. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental
dapat membantu merancang rencana perawatan yang sesuai dengan tantangan hidup
yang dihadapi lansia.
Meskipun depresi pada lansia dapat menjadi tantangan, langkah-langkah di atas dapat membantu mengatasi gejalanya. Dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, sosial, dan emosional, kita dapat membantu lansia menjalani hidup yang bermakna dan memenuhi, bahkan di usia seniornya.
Sumber:
American Psychological Association (APA):(https://www.apa.org/)
Halodoc : (https://www.Halodoc.com/)
National
Institute on Aging (NIA): (https://www.nia.nih.gov/)
World Health Organization (WHO): (https://www.who.int/)